Rabu, 27 April 2011

Unsur Unsur Pembentuk Peradaban


UNSUR UNSUR PEMBENTUK PERADABAN


MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Pengantar Ilmu Peradaban


Dosen Pembimbing:

Dwi Susanto, MA.

 


 
 


Oleh :

                                           Muhammad Nur Salim                : A02209016
                                 
 





JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB
IAIN SUNAN AMPEL  SURABAYA
2010



  
PENDAHULUAN

Dikalangan para ahli sampai saat ini sering terjadi perbedaan pendapat mengenai kedua istilah antara kebudayaan dan peradaan yang sering dicampuradukan. Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Ada juga yang mengatakan Perdaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan teknik. Jadi perdaban itu kegunaan yang praktis sedangkan kebudayaan berasal dari hasrat yang murni yang berada diatas tujuan yang praktis hubungan kemasyrakatan. Konsep perdaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu dilihat dalam intelektual, keindahan, tekhnologi, spiritual yang terlihat pada masyarkatnya. Suatu masyarakat yang telah mencapai tahapan perdaban tertentu berarti telah mengalami evolusi kebudayaan yang lama dan bermakna sampai pada tahap tertentu yang diakui tingkat IPTEK dan unsur – unsur budaya lainnya.
Unsur-unsur pembentuk peradaban menurut Malik bin Nabi terdiri dari dari manusia, tanah, dan waktu. Sedangkan menurut Husni As Siba’i unsur-unsur pembentuk peradaban meliputi sumber-sumber ekonomi, tatanan politik, tradisi moral dan khazanah ilmu dan seni. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas bersama-sama.









UNSUR UNSUR PEMBENTUK PERADABAN
Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.1 Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Tiap-tiap masyarakat atau bangsa di manapun selalu berkebudayaan, akan tetapi tidak semuanya telah memilik peradaban yang tinggi.
Sebagain penulis sejarah peradaban memberikan batasan bahwa peradaban sebagai sistem yang membantu manusia untuk meningkatkan produktivitasnya di bidang kebudayaan. Peradaban terbentuk dari 4 unsur pokok, yaitu:
1.      Sumber-sumber ekonomi
2.      Tatanan politik
3.      Tradisi moral
4.      Khazanah ilmu dan seni.2
Menurut Malik bin Nabi, seorang pemikir abad ke-20 asal Aljazair yang bergelut di bidang filsafat dan peradaban. Dalam bukunya Syarat Nahdhotil Hadhoroh (Syarat Kebangkitan Peradaban) Malik mengatakan unsur-unsur pembentuk peradaban terdiri dari manusia, tanah, dan waktu. Manusia sebagai unsur utama, karena ia adalah pelaku sejarah dan pencipta peradaban. Sedangkan tanah, merupakan sumber daya alam yang dengannya manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun waktu, yang dimaksud Malik adalah nilainya dalam kehidupan manusia dan hubungannya dengan sejarah, kebangkitan ilmu, produktivitas, dan pencapaian peradaban. Walaupun sudah memiliki ketiga unsur tadi dan sudah mengelolanya dengan baik, tetap saja itu tidak menjamin akan terbentuknya suatu peradaban. Sebagai contoh, dulu bangsa Arab sebelum turunnya Alquran tidak lain adalah masyarakat Badui yang hidup di padang pasir, pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu, harus ada katalisator yang akan mematangkannya. sebagaimana oksigen dan hidrogen tidak akan membentuk air kalau tidak ada katalisator yang menghubungkannya. Katalisator dalam peradaban adalah agama (Islam). Menurut dia setiap peradaban memiliki dasarnya masing-masing yang akan berpengaruh pada cara berpikir dan bekerja. Peradaban Barat dasarnya adalah peradaban Romawi. Sedangkan peradaban Islam dasarnya adalah akidah tauhid yang bersumber dari wahyu Ilahi.3
__________________________
1.Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam  (Jakarta: Rajawali Press, 2008) Hal 22.
2.Dr. Musthafa Husni As Siba’I, Khazanah Peradaban Islam (Bandung: Pustaka setia, 2002) Hal 2
3.http://www.ipcos.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=25:forum-dialog-antar-peradaban&catid=43:press-release&Itemid=69

Kesinambungan dan kemajuan peradaban mempunyai banyak sisi, antara lain faktor geografis, ekonomis, dan psikis, seperti agama, bahasa, dan pendidikan. Keruntuhannya pun mempunyai faktor yang berkebalikan dengan faktor yang menyebebkan berdiri dan berkembang. Di antaranya yang penting adalah kemerosotan akhlak (moral) dan pemikiran, rusaknya undang-undang dan sistem, merajalelanya kezaliman, meluasanya keputusasaan dan ketidakpedulian, hilangnya pengarahan yang menguasai keahlian dan kecakapan, serta sirnanya pemimpin-pemimpin yang benar-benar ikhlas.4
Kalau kita membaca sejarah, maka kita akan melihat bahwa agama, seni, kehidupan sosial, ekonomi plitik, ilmu pengetahuan dan teknologi itu saling berkaitan dan saling mendukung dalam perkembangan sebuah peradaban. Teknologi tidak tumbuh di ruang hampa. Ia tumbuh dalam interaksinya dengan ilmu pengetahuan, seni dan agama yang kemudian membantu kehidupan sosial manusia yang meliputi ekonomi dan politik. Demikian juga halnya dengan ilmu pengetahuan, seni atau agama; masing-masing tumbuh dalam interaksinya satu sama lain. Moral, etika, imajinasi dan kreativitas manusia juga saling berkaitan dan saling mendukung dalam perkembangan sebuah peradaban. Kreativitas tidak tumbuh di ruang hampa. Ia tumbuh dalam interaksinya dengan moral, etika dan imajinasi. Demikian juga halnya dengan moral, etika atau imajinasi; masing-masing tumbuh dalam interaksinya satu sama lain.5
Unsur-unsur dari sebuah peradaban juga selalu berinteraksi dengan unsur-unsur peradaban yang lain.6 Jepang misalnya, mengambil teknologi dari Eropa. Teknologi itu berinteraksi dengan agama, ilmu pengetahuan dan seni yang ada di Jepang. Sebagai hasil interaksi itu terjadilah transformasi agama, seni dan ilmu pengetahuan. Pada gilirannya, ketika kemudian saling berinteraksi lagi, agama, seni dan ilmu pengetahuan yang telah mengalami transformasi itu akan menghasilkan teknologi yang lebih maju dan baru lagi.
Kalau sebuah peradaban Eropa, misalnya, tiba pada teknologi komputer, maka pencapaian itu tidak turun begitu saja dari “langit”. Ia adalah buah dari dialog yang intens dan panjang dari agama, seni dan ilmu pengetahuan yang ada di Eropa itu sendiri. Atau buah dari dialog agama, seni dan ilmu pengetahuan yang ada di Eropa dengan yang ada di peradaban lain. Kalau tidak ada Renaissance, dan kalau Copernicus tidak berani melawan pendapat agama (yang mengatakan bumi adalah pusat dari tata surya), maka ilmu astronomi mungkin tidak akan berkembang dan roket tak akan pernah ditemukan. Di fihak lain, kalau ilmuwan Eropa tidak berinteraksi dengan ilmuwan pada masa Peradaban Islam, mereka tidak mungkin terinspirasi untuk berpikir dan berpendapat bahwa bumilah pusat tata surya.
_____________________
4.Dr. Musthafa Husni As Siba’I, Khazanah Peradaban Islam (Bandung: Pustaka setia, 2002) Hal 4



Agama, seni, ilmu pengetahuan dan teknologi haruslah dibiarkan saling berinteraksi dan diarahkan untuk menghasilkan kemaslahatan (keadilan, kesejahteraan, kedamaian, sukacita dsb) bagi umat manusia. Demikian juga halnya, moral, etika, imajinasi dan kreativitas haruslah dibiarkan saling berinteraksi dan diarahkan untuk menghasilkan keadilan, kesejahteraan, kedamaian, sukacita dsb. bagi umat manusia.7

           






























_________________

7. http://one.indoskripsi.com/artikel-skripsi-tentang/problematika-peradaban.


DAFTAR PUSTAKA


As Siba’i, Husni. 2002. Khazanah Peradaban Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Press.
http://one.indoskripsi.com/artikel-skripsi-tentang/problematika-peradaban.
http://www.ipcos.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=25:forum-dialog-antar-peradaban&catid=43:press-release&Itemid=69













Tidak ada komentar:

Posting Komentar